Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Juli, 2017

Sensasi 14° Celsius Di Gunung Lawu

Perjalanan menggunakan sepeda motor dari Sumenep ke Bekasi sebenarnya bisa ditempuh dalam 24 jam, dengan catatan tidak boleh istirahat kecuali untuk isi bahan bakar saja, dan harus melelwati jalur tercepat pula, yaitu jalur Pantura. Namun dalam perjalanan kali ini saya dan teman saya mengambil jalur yang berbeda karena masih harus menemui mas Tamanu di Prigen, Pasuruan. Tidak mungkin dari Prigen kami balik lagi ke Surabaya untuk kembali ke jalur Pantura. Itu adalah jalan memutar yang sangat jauh. Oleh sebab itu, dari Prigen kami langsung ke arah barat melewati Mojosari, Mojokerto, Madiun dan seterusnya. Rencana awalnya kami ingin melewati Boyolali, lereng gunung Merbabu, terus ke Magelang, Wonosobo antara gunung Sumbing dan Sindoro, lanjut ke Purwokerto, Tasikmalaya, Garut, Bandung, Purwakarta, dan berakhir di Bekasi. Tetapi rencana itu kami batalkan karena ketika sampai di Madiun kami mendengar kabar yang mengharuskan kami tiba di Bekasi secepatnya. Dari Madiun saya ambil alih

Malaikat Itu Bernama Tamanu

Mas Tamanu dan saya di rumahnya Saya tahu dan saya yakin di muka bumi ini masih banyak manusia berhati luhur dan berakhlak mulia. Manusia yang lebih mengikuti suara hati daripada hawa nafsu, manusia yang mendahulukan orang lain daripada kesenangan diri sediri. Saya betul-betul merasakan hal ini dan membuktikannya ketika diperkenalkan oleh Allah dengan mas Tamanu beberapa hari yang lalu. Mas Tamanu adalah pemuda sederhana yang bulan April lalu berhasil mempersunting kekasihnya, gadis berdarah Pati, Jawa Tengah dan menjadikan dia pendamping hidupnya. Dia sendiri tinggal di Tretes, sebuah desa di lereng gunung Arjuno yang masih termasuk daerah Pasuruan, Jawa Timur. Dia tinggal berdua dengan ibunya di sebuah rumah sederhana dan sekarang sudah bertiga sejak istrinya pindah dari Pati ke Pasuruan. Mas Tamanu bukanlah seorang sarjana. Pendidikan terakhir yang dia tempuh adalah SMK. Dia mengambil jurusan perhotelan, jurusan yang mengantarkannya bekerja di sebuah hotel di daerah Prigen

Mengurus KTP, SIM, NPWP, ATM, dan STNK yang Hilang

Tak seorang pun yang secara sadar dan ridho mengharapkan kejadian buruk terjadi. Tetapi, yang namanya musibah datangnya tak diundang perginya harus diusir. Jailangkung aja anggak gitu-gitu amet! Nah, berawal dari pengalaman pribadi waktu saya kehilangan kartu-kartu dan surat-surat yang nilai ekstrinsiknya seharga nyawa, padahal nilai intrinsiknya cuma saeutik hungkul , maka dalam tulisan ini saya akan berbagi trik mengurus kartu dan surat tersebut jika hilang. Yaaah, supaya apa yang terjadi pada saya tidak terjadi pada saudara. Mau? Oke lanjut. Pertama , sebagai langkah preventif , saya sarankan saudara biasakan menaruh surat-surat penting di tempat yang betul-betul aman. Aman dari pencurian dan aman dari kelupaan. Misalnya, tempatkan KTP, SIM dan sejenisnya di dompet yang paling saudara sayangi (contoh: dompet hadiah dari pacar). Dengan begitu KTP, SIM dan sejenisnya akan selalu dalam perhatian saudara. Lah wong ditaruh di dompet kesayangan, bagaimana tidak? Tapi ingat, sek