Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2013

Enam Jam bersama Taufiq Ismail

Jam menunjukkan pukul 04:15. Pagi itu saya terburu-buru pergi ke atas bukit kecil yang biasa menjadi tempat bermain para santri di waktu sore dan pagi. Tapi pagi itu, suasana di sana masih sepi. Saya memang sengaja pergi lebih pagi karena ada sesuatu yang harus saya lakukan di bukit yang memiliki nilai sejarah tersendiri di hati tiap santri itu. Pagi itu saya harus latihan membaca puisi, dalam bahasa Arab; terjemahan dari puisi Taufiq Ismail, penyair paling senior yang masih hidup di Indonesia saat ini. Soalnya nanti jam 09.00 akan ada acara peluncuran buku kumpulan puisi dwi-bahasa Pak Taufiq yang berjudul “Turâb Fawq al-Turâb, Debu di atas Debu”. Dalam acara tersebut akan ada pembacaan puisi-puisi beliau dalam dua bahasa, Indonesia dan Arab. Nah, saya adalah salah seorang yang kebagian tugas membacakan puisinya dalam bahasa Arab. Ada delapan judul puisi yang akan dibacakan pada acara tersebut, dan empat orang perwakilan Annuqayah yang akan membacakan puisi-puisi tersebut dalam ver