Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2014

Kacamata Baru

Ini adalah keempat kalinya aku beli kacamata sejak aku divonis minus oleh dokter pada pertengahan tahun 2008. Empat hari setelah aku memesan kacamata yang baru, aku mendapatkan pesan via SMS dari Pramata Optik bahwa kacamataku sudah siap. Pesan itu masuk hari Selasa sore, jadi Rabu pagi sudah bisa diambil ke Sumenep. Namun, karena hari Rabunya aku berhalangan, maka agenda mengambil kacamata pesanan ke Sumenep kutunda ke hari Kamis. Hari Kami pagi, sekitar jam 08.30 aku berangkat ke Sumenep bersama Pak Rahem. Sebenarnya rencana awal kami akan berangkat jam 07.30, tapi berhubung motornya Adlan Ali yang biasa digunakan untuk bepergian sedang digunakan, maka terpaksa kami harus mencari motor lainnya. Alhamdulillah akhirnya kami mendapat pinjaman motor dari Pak Abu Sairi, dengan syarat kami harus sudah tiba di Pondok sebelum Dhuhur. Aku setuju, karena memang setiap hari aku punya jadwal adzan Dhuhur, jadi sebelum waktu Dhuhur tiba aku harus sudah berada di PP. Annuqayah Latee. Akhirny

Kehilangan Kacamata di Masjid Jami' Sumenep

Sudah sejak 10 hari yang lalu kacamataku rusak. Framenya pecah dan tidak bisa dipakai. Selama itu pula aku memakai kacamata lamaku yang sudah tidak cocok dengan tingkat minus yang kuderita. Namun aku tetap bertahan dengan kacamata lama itu karena aku tidak bisa terlepas dari kacamata. Minus yang kuderita cukup tinggi sehingga kacamata menjadi kebutuhan vital bagiku. Setelah idzin kepada orang tua, akupun berencara membeli kacamata yang baru. Singkat cerita, hari jumat tanggal 3 Januari 2014 aku pergi ke Sumenep untuk memperbaiki kacamataku yang rusak jika masih bisa diperbaiki, dan membeli yang baru jika sudah tidak bisa diperbaiki lagi. Sekitar jam 08.30 aku sudah tiba di Sumenep dan akupun langsung menuju Pratama Optik tempat aku biasa membeli kacamata. Optik itu kecil, tapi pelayanannya cukup memuaskan dan harganya (menurutku) seimbang. Sampai di sana, aku bilang pada penjaganya bahwa aku pengen memperbaiki kacamata dan kusodorkan kacamataku yang rusak. “Waaah, ini tidak bisa d

Komputer-Komputer Menyedihkan

Siang tadi setelah adzan Dhuhur aku kembali ke kantor Latee untuk melanjutkan pekerjaan yang sedari tadi pagi belum juga rampung. Waktu itu ada Pak Rahem di kantor bersamaku. Tiba-tiba ditelpon orang yang menanyakan aku, katanya dia butuh. Ternyata orang yang nelpon dia adalah Ari’, mantan sekretaris Latee tahun 2006-2008. “Faruq?” tanyanya dari seberang. “Ya. Ada apa, Ri’?” tanyaku ”Kamu bisa nginstall komputer?” tanyanya lagi “Punya siapa?” “Punya Biro. Klo bisa, saya tunggu sekarang di Biro” tawarnya “Biro di mana itu?” aku kurang ngerti yang dia maksud “Sekarang aku lagi di Biro, belakangnya toko bangunan”