Langsung ke konten utama

Privacy on the internet? It's bull shit!

*Cuap-Cuap setelah mengikuti Lecture 1 Understanding Computer and the Internet, Harvard Extension School
Anda menikmati internet? Syukurlah, karena saya juga sangat menikmatinya. Tapi tidak banyak yang tahu seberapa rumit sistem yang dibangun di balik kenyamanan berinternet kita. Yang banyak justru orang yang mengeluh, misuh-misuh internet lemot, kuota habis, tarif mahal, pesan pending, bla bla bla. dan saya salah satunya. haha
Berawal dari angka binary sederhana: 0 dan 1, dibangunlah dunia maya yang begitu luas, sebuah dunia alternatif tempat spesies homo sapiens seperti kita menghabiskan sebagian waktu. Saya tak bisa membayangkan berapa angka binary yang menyusun dunia tersebut, karena yang nampak di mata saya adalah hasil konversi angka binary dalam bentuk teks, gambar, dan suara. Bayangkan saja jika satu huruf diwakili oleh 8 angka binary, maka butuh berapa angka binary untuk menerjemahkan sebuah pesan teks 160 huruf? Bagaimana dengan artikel, makalah, jurnal? Belum lagi gambar dan suara yang lebih rumit dan njlimet. Pada akhirnya saya hanya akan berkata "Aaaakh, sudahlah, itu bukan urusan saya. Biarkan para programmer yang mengerjakannya". Haha, sungguh apatis!
Namun paling tidak saya harus menyadari bahwa setiap kali saya berinteraksi dengan internet, itu berarti saya memasuki sebuah sistem yang dibangung oleh orang lain, yang berarti saya numpang saja di sana. Saya punya akun Google, Facebook, dan Whatsapp itu berarti saya numpang di tempat mereka untuk menyimpan atau mengirim tulisan, foto, suara dan data-data yang saya punya. Semua itu akan tersimpan di server yang mereka bangun.
Satu contoh: mari bayangkan seberapa besar server Facebook yang digunakan untuk menampung semua foto alay para pengguna Facebook di seluruh dunia. Satu gambaran saja, untuk menampung foto dikumentasi pribadi sejak tahun 2010 saja saya membutuhkan harddisk paling tidak 256 Gigabytes. Anggap saja satu orang pengguna Facebook menyimpan 15 Gigabytes foto dan video di Facebook. Jika pengguna Facebook berjumlah 1 milyar, maka harddisk yang dibutuhkan Facebook ialah... 15 milyar Gigabytes. Kebayang gak sih?! Itu baru untuk menyimpan data para pengguna saja, belum data backupnya untuk berjaga-jaga, belum data untuk sistemnya.
Sebagai catatan, pengguna Facebook jumlahnya bertambah setiap hari, postingan muncul di Facebook setiap detiknya dari seluruh dunia tak terhitung. Itu berarti data yang tersimpan ke dalam server Facebook terus bertambah setiap waktu. Belum lagi fakta bahwa satu orang bisa punya dua sampai puluhan akun. Tapi yah, masa bodoh dengan itu semua. Facebook menyediakan media mengekspresikan diri secara cuma-cuma, sayang dong kalau tidak kita manfaatkan sepuas-puasnya. Haahaahaa
Nah, karena sifatnya menumpang, maka kita disebut penumpang, bukan pemilik. So, jangan mau ditipu dengan promosi "Data Aman bersama kami. Privasi Anda akan tetap terjaga". it's bull shit...!! Boleh jadi suatu data diamankan dengan enkripsi yang super rumit sehingga tidak ada seorangpun yang dapat membacanya kecuali kita sendiri. Tetapi ingat, enksipsi serumit apapun pasti bisa di-dekripsi, terutama oleh programmer pembuat enkripsi tersebut.
Menyimpan data di internet itu sama halnya dengan menitipkan barang di rumah orang. Pemilik rumah menyediakan kotak terkunci untuk menyimpan barang tersebut dan memberikan kuncinya kepada kita. Lalu apakah data kita benar-benar aman bersama mereka? Jawabannya tentu saja tidak! Pemilik rumah pasti memiliki kunci cadangan untuk berjaga-jaga jika sewaktu-waktu datang pihak berwenang, pemerintah misalnya, meminta akses untuk barang tersebut. Kemungkinan lain, yang datang bukan pemerintah, tetapi perampok. Mereka tidak perlu kunci untuk membuka kotak. Hancurkan saja kotaknya. Kotak sekuat apapun akan hancur jika perampok itu cukup handal dan memiliki cukup waktu untuk melakukkannya.
Sebab itulah, biasanya untuk memastikan data mereka benar-benar aman dari pencurian, para hacker menyimpannya dalam thumb disk. Media penyimpanan online bukan pilihan yang bijak untuk menyimpan data-data penting dan pribadi. Selama suatu penyimpanan masih terhubung dengan internet, maka potensi untuk dibobol (sekecil apapun) tetap ada. Bahkan sekalipun data itu sudah dijaga oleh server sekelas Google.
So, semakin banyak data kita yang tersimpan di internet, itu artinya kita semakin membuka diri untuk diserang oleh orang-orang yang tidak bertanggungjawab. Sayangnya data-data pribadi kita banyak (yang mau tidak mau harus) disimpan ke internet. Identitas diri, foto untuk kartu identitas, informasi rekening bank, pin, password, bahkan lokasi semuanya tersimpan di internet. Di satu sisi itu sangat memudahkan, tetapi di sisi lain sangat riskan. Untungnya... (ada untungnya juga) saya bukan orang penting, sehingga tidak banyak orang berkepentingan kepada saya, dan apa pentingnya juga berbuat tidak penting kepada saya?